Loading...
world-news

Penyajian ulang peristiwa - Teks Cerita Sejarah Materi Bahasa Indonesia Kelas 10


Manusia adalah makhluk yang tidak pernah lepas dari peristiwa. Setiap hari kita mengalami berbagai pengalaman, baik yang sederhana maupun kompleks, yang kemudian bisa diceritakan kembali. Proses menceritakan atau menuliskan kembali pengalaman atau kejadian itulah yang dalam kajian bahasa disebut sebagai penyajian ulang peristiwa.

Dalam dunia pendidikan, sastra, jurnalistik, hingga komunikasi sehari-hari, kemampuan menyajikan ulang peristiwa menjadi keterampilan penting. Hal ini bukan hanya soal menceritakan ulang, melainkan juga bagaimana menyusunnya dengan runtut, logis, dan dapat dipahami oleh orang lain. Artikel ini akan membahas penyajian ulang peristiwa secara mendalam, mulai dari pengertian, tujuan, manfaat, struktur, hingga contoh aplikasinya.


Pengertian Penyajian Ulang Peristiwa

Penyajian ulang peristiwa adalah kegiatan menceritakan kembali sebuah kejadian yang telah dialami, dilihat, atau didengar oleh seseorang dengan tujuan agar orang lain dapat memahami jalannya peristiwa tersebut.

Secara sederhana, penyajian ulang berarti mengambil sebuah peristiwa yang sudah terjadi lalu menuturkannya kembali dalam bentuk tulisan maupun lisan. Dalam ranah kebahasaan, ini erat kaitannya dengan teks recount atau naratif non-fiksi.

Beberapa ahli mendefinisikan penyajian ulang peristiwa sebagai berikut:

  1. Menurut Keraf (2007): penyajian ulang peristiwa merupakan cara penuturan kembali suatu pengalaman dengan bahasa yang sistematis.

  2. Menurut Mahsun (2014): penyajian ulang peristiwa identik dengan teks recount yang berfungsi untuk memberi informasi atau menghibur pembaca dengan menyusun kembali kejadian secara kronologis.

  3. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI): penyajian ulang adalah tindakan menceritakan kembali sesuatu yang telah terjadi.


Tujuan Penyajian Ulang Peristiwa

Tujuan penyajian ulang peristiwa sangat beragam, tergantung pada konteks penggunaannya. Berikut beberapa tujuan utamanya:

  1. Memberikan Informasi
    Penyajian ulang digunakan untuk menginformasikan kejadian yang dialami seseorang, misalnya laporan perjalanan atau pengalaman pribadi.

  2. Menghibur
    Terkadang peristiwa disajikan ulang dengan gaya bahasa menarik, humoris, atau dramatis untuk memberikan hiburan kepada pembaca atau pendengar.

  3. Mendidik
    Banyak peristiwa penting yang bisa dijadikan pelajaran hidup. Misalnya, penyajian ulang kisah sejarah, perjuangan tokoh bangsa, atau pengalaman inspiratif.

  4. Melestarikan Ingatan
    Dengan menyajikan ulang, suatu peristiwa tidak mudah terlupakan. Penyajian ulang bisa menjadi sarana dokumentasi agar pengalaman tetap tersimpan.

  5. Mempengaruhi dan Menggerakkan
    Dalam dunia jurnalistik dan politik, penyajian ulang suatu peristiwa kadang bertujuan memengaruhi opini publik.


Ciri-Ciri Penyajian Ulang Peristiwa

Agar mudah dikenali, berikut beberapa ciri khas penyajian ulang peristiwa:

  • Disusun berdasarkan urutan waktu (kronologis).

  • Menggunakan kata ganti orang pertama (saya, kami) atau orang ketiga (dia, mereka).

  • Menggunakan kata kerja lampau (pernah, telah, terjadi).

  • Menyajikan peristiwa nyata atau benar-benar terjadi.

  • Terdiri dari bagian pendahuluan, rangkaian peristiwa, dan penutup.


Jenis-Jenis Penyajian Ulang Peristiwa

Dalam praktiknya, penyajian ulang peristiwa memiliki beberapa jenis, antara lain:

  1. Recount Pribadi (Personal Recount)
    Menceritakan pengalaman pribadi, misalnya liburan, perjalanan, atau kejadian sehari-hari.

  2. Recount Faktual (Factual Recount)
    Menyajikan ulang peristiwa yang sifatnya faktual, misalnya laporan kejadian, catatan sejarah, atau laporan ilmiah.

  3. Recount Imajinatif (Imaginative Recount)
    Walaupun disebut penyajian ulang, jenis ini lebih bersifat imajinatif, misalnya membayangkan peristiwa yang terjadi pada tokoh fiksi.

  4. Recount Biografi (Biographical Recount)
    Penyajian ulang kisah hidup seseorang, biasanya tokoh terkenal atau berpengaruh.


Struktur Teks Penyajian Ulang Peristiwa

Penyajian ulang peristiwa umumnya mengikuti struktur berikut:

  1. Orientasi
    Bagian pembuka yang memperkenalkan latar waktu, tempat, dan tokoh.

  2. Rangkaian Peristiwa
    Bagian inti yang berisi urutan kejadian secara kronologis.

  3. Reorientasi / Penutup
    Bagian akhir yang berisi komentar pribadi, simpulan, atau penutup.


Langkah-Langkah Menyusun Penyajian Ulang Peristiwa

Untuk menghasilkan teks yang baik, berikut langkah-langkah yang bisa diikuti:

  1. Menentukan Peristiwa yang Akan Disajikan Ulang
    Pilih peristiwa menarik dan relevan.

  2. Mengumpulkan Data atau Ingatan
    Catat detail penting seperti waktu, tempat, tokoh, dan jalannya peristiwa.

  3. Menyusun Kerangka
    Tentukan urutan peristiwa dari awal sampai akhir.

  4. Mengembangkan Cerita
    Uraikan kerangka dengan bahasa yang runtut, jelas, dan sesuai kaidah kebahasaan.

  5. Menyunting
    Periksa kembali struktur kalimat, ejaan, serta keterpaduan isi.


Contoh Penyajian Ulang Peristiwa

Contoh 1: Recount Pribadi

Judul: Pengalaman Liburan ke Yogyakarta
Pada liburan semester lalu, saya bersama keluarga berkunjung ke Yogyakarta. Kami berangkat pagi-pagi sekali menggunakan kereta api dari Jakarta. Setibanya di Yogyakarta, kami langsung menuju Candi Prambanan yang megah dan penuh sejarah. Hari berikutnya kami mengunjungi Malioboro dan mencicipi kuliner khas gudeg. Perjalanan ini memberikan kesan mendalam, karena saya bisa belajar budaya sekaligus berwisata bersama keluarga.

Contoh 2: Recount Faktual

Judul: Banjir di Jakarta Awal Tahun 2020
Pada tanggal 1 Januari 2020, Jakarta mengalami banjir besar akibat curah hujan yang sangat tinggi. Banyak wilayah terendam hingga ketinggian dua meter. Ribuan warga dievakuasi ke tempat pengungsian. Pemerintah daerah bersama relawan bahu membahu menyalurkan bantuan. Peristiwa ini menjadi salah satu banjir terparah dalam satu dekade terakhir.


Penyajian Ulang Peristiwa dalam Konteks Pendidikan

Di sekolah, penyajian ulang peristiwa biasanya diajarkan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Guru sering meminta siswa untuk menulis pengalaman pribadi, laporan kegiatan, atau menceritakan kembali peristiwa sejarah.

Tujuannya adalah:

  • Melatih keterampilan menulis.

  • Mengasah kemampuan berpikir kronologis.

  • Membentuk karakter reflektif pada siswa.


Penyajian Ulang Peristiwa dalam Jurnalistik

Dalam dunia jurnalistik, penyajian ulang peristiwa sangat erat kaitannya dengan berita, feature, dan laporan khusus. Jurnalis dituntut untuk menceritakan kembali peristiwa dengan fakta akurat, bahasa lugas, dan urutan jelas.

Contoh: liputan bencana alam, konferensi pers, atau laporan investigasi.


Penyajian Ulang Peristiwa dalam Sastra

Banyak karya sastra lahir dari penyajian ulang peristiwa nyata. Memoar, otobiografi, dan catatan perjalanan merupakan contoh nyata. Dengan sentuhan sastra, peristiwa yang sederhana bisa menjadi kisah yang menginspirasi.


Tantangan dalam Penyajian Ulang Peristiwa

Meski terlihat sederhana, menyajikan ulang peristiwa memiliki beberapa tantangan, antara lain:

  • Menjaga keakuratan fakta.

  • Menyusun cerita agar tetap menarik.

  • Menghindari kebosanan pembaca.

  • Memilah detail penting agar tidak bertele-tele.


Penyajian ulang peristiwa adalah keterampilan berbahasa yang penting dalam berbagai aspek kehidupan. Baik untuk tujuan informatif, edukatif, hiburan, maupun dokumentasi, penyajian ulang membantu manusia merekam dan membagikan pengalaman.

Melalui penyajian ulang, kita belajar menyusun kronologi, melatih logika, serta mengasah kemampuan komunikasi. Dengan pemahaman mendalam mengenai struktur, jenis, dan langkah-langkah penyusunan, siapa pun dapat menghasilkan teks penyajian ulang peristiwa yang runtut, jelas, dan bermanfaat.